Google mengungkapkan motif para peretas tersebut ingin memantau isi surat elektronik, dengan modus menggunakan kata sandi curian lalu mengubah pengaturan terusan email dan serangan invasi berbasis komputer terbaru diarahkan pada berbagai perusahaan Barat. Kantor berita Guardian dari Inggris melaporkan bahwa "Kecanggihan serangan dan sifat mereka yang sangat bertarget, memiliki motif menghilangkan keuntungan finansial langsung."
Google mengatakan, tidak menutup kemungkinan serangan pembajakan tersebut disponsori satu negara.
Serangan pembajakan ini muncul ke permukaan sehari setelah pemerintah Amerika Serikat berencana membuat undang-undang yang menyatakan serangan peretas merupakan salah satu bentuk perang.
Pemerintah China membantah keras keterlibatan pemerintah negeri itu dalam serangan meretas layanan surat elektronik milik Google, Gmail. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, megatakan, pihaknya tidak dapat menerima jika semua kesalahan hanya dialamatkan kepada pemerintahan China.
"China sendiri telah menjadi korban serangan peretas ini, dan pemerintah telah memberikan perhatian besar pada keamanan dunia maya," ujarnya. "Pernyataan yang menyebutkan bahwa pemerintah China mendukung serangan pembajakan, memiliki motif tersembunyi."
Pernyataan ini keluar sehari setelah Google menyatakan pembobolan kemungkinan dilakukan peretas dari Jinan, China.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar